About my Blog

Blog ini adalah tentang 3 hal yang sangat saya sukai, kopi tubruk, Al Quran, dan Entrepreneurship. Selebihnya, ya suka-suka

Senin, 24 Mei 2010

TIPS MEMBUAT KOPI TUBRUK LEBIH NIKMAT - (2)

Menyeduh dan mengaduk

Kopi tubruk yang dikenal di Indonesia adalah bubuk kopi yang dibanyur air yang mendidih, bahkan direbus bersamaan dengan air dan gula. Anda dapat mencobanya cara seperti itu. Namun kebanyakan para penikmat kopi tubruk sekarang ini tidak suka melakukan hal demikian. Karena suhu yang terlalu tinggi dapat menghilangkan aroma kopi dan mengeluarkan rasa pahit yang berlebihan dari kopi.

Idealnya menggunakan air bersuhu 80-90°C agar kopi tetap matang namun tidak menambah kuat rasa pahit. Untuk mendapatkan suhu  80-90°C tidak perlu menggunakan thermometer. Air yang baru mendidih didiamkan saja selama beberapa menit atau bisa menggunakan air panas dari dispenser.

Seduhlah kopi terlebih dahulu (tanpa gula) dengan air panas. Saat memasukkan air panas, usahakan sambil memutar termos, sehingga air dan kopi tercampur tanpa diaduk. Diamkan selama 2-5 menit, baru kemudian masukkan gula sambil diaduk. Kopi tubruk siap disajikan..

Persiapkan Diri Sebelum Minum Kopi

Minum kopi perlu persiapan? Bila minum kopi hanya sebatas kebiasaan, persiapan tentu tidak diperlukan. Namun bila ingin menyelami kenikmatan citarasa kopi tubruk, persiapan harus anda lakukan:
1.       Sikat gigi. Dengan menyikat gigi, kita membersihkan rongga mulut, sekaligus merangsang saraf-saraf halus indera perasa yang ada di pangkal gigi dan gusi, serta lidah. Minum kopi dengan rongga mulut bersih pasti lebih nikmat.

2.       Menciptakan suasana santai. Dengan suasana yang santai, citarasa kopi akan dapat dinikmati secara keseluruhan. Bila terburu-buru, minum kopi akan berkurang kenikmatannya. Dan bila belum terbiasa, jangan meminum kopi tubruk di malam hari..! kecuali memang berencana begadang

Cara Menikmati Kopi Tubruk

Bagian ini yang sering membuat orang tidak bias membedakan kopi yang baik dengan tidak. Bagi orang yang tidak biasa menikmati kopi dan menjadikan minum kopi hanya sebagai kebiasaan harian, pasti sulit membedakan rasa dari biji kopi yang baik dengan tidak. Beberapa teman saya telah beberapa kali saya suguhkan beberapa jenis kopi yang berbeda-beda, namun mereka tetap saja sulit membedakan beberapa jenis kopi tersebut.

Menikmati kopi sebaiknya dimulai dari menghirup aromanya terlebih dahulu, baru menyeruput kopi. Karena sesungguhnya indera penciuman dan perasa (lidah) bekerja hampir bersamaan. Dengan menghirup aroma dan menyeruput kopi secara bersamaan seluruh saraf indera yang ada di kedua rongga dapat terpakai maksimal.

Jangan tergesa-gesa menelannya, sebarkan dulu kopi ke seluruh bagian lidah. Sebagaimana kita ketahui lidah manusia sendiri terbagi dalam beberapa bagian yang hanya dapat mengecap rasa-rasa tertentu. Pastikan seluruh bagian lidah sudah tersentuh kopi agar seluruh rasa dapat terdeteksi oleh lidah. setelah tersebar rata baru telan air kopi. Setelah melakukan tips ini, baru akan mengetahui kenikmatan setiap tegukannya..  SILAKAN MENCOBA..

Jumat, 21 Mei 2010

TIPS MEMBUAT KOPI TUBRUK LEBIH NIKMAT

Sobat online, banyak sekali orang yang menjadikan minum kopi sebagai kebiasaan. Karena telah menjadi kebiasaan, sampai tidak tahu bagaimana kenikmatan kopi itu sendiri. Hingga kalau ditanya perbedaan tiap jenis kopi yang mereka minum, mereka tidak bisa menyebutkan. Saya bukan seorang ahli, saya hanya penikmat kopi biasa. Tips ini adalah hasil pengalaman kakek saya, saya sendiri dan orang lain yang telah punya pengalaman banyak tentang kopi tubruk

Menyimpan Kopi  yang Baik
Bubuk kopi memiliki sifat menyerap udara di sekitarnya. Bahkan di masyarakat kita bubuk kopi dipakai untuk mengurangi bau menyengat pada oleh-oleh makanan bila dibawa bepergian. Maka sebaiknya tempat menyimpan bubuk kopi adalah tempat yang kedap udara, atau celah udara untuk masuk tempat kopi dibuat seminimal mungkin.

Takaran Kopi, Air dan Gula
Sebenarnya cara mencicipi kenikmatan kopi adalah tanpa gula.. karena rasa dan karakter khas setiap jenis kopi akan benar-benar terasa dan tidak tercampur dengan pengaruh rasa gula. Tapi itu juga tergantung selera masing-masing orang, karena tidak semua orang menyukai minum kopi tanpa gula. Saya sendiri biasa menggunakan perbandingan  begini = 1,5:0,5:100 (1,5 sendok teh kopi : 0,5 sendok teh gula : 100cc air). Dengan perbandingan ini, rasa kopi dan gula cukup berimbang, sehingga karakter kopi tidak hilang, juga tidak terlalu pahit.

Perbandingan 1,5:0,5:100 ini bisa dipakai hampir kepada semua jenis kopi arabika. Kecuali kopi arabika mandheling (Sumatera Utara). Untuk kopi jenis mandheling perbandingan kopi dan gula harus benar-benar berimbang, dan jangan sampai terlalu banyak atau kekurangan gula. Kekurangan atau kelebihan gula akan sangat besar pengaruhnya terhadap rasa.  Untuk kopi jenis robusta perbandingan gula dapat lebih banyak, karena kopi robusta lebih pahit. Kalau kopi luwak saya belum berani ngasih saran karena belum mencoba.

>>Di bagian ke-2 tulisan akan dibahas tips menyeduh dan mengaduk dan lain-lain.

Kamis, 13 Mei 2010

Reformasi - Obrolan yang bukan lagi kelas Warung Kopi


Tadi malam saya nonton acara di TV yang cukup menarik. Temanya tentang “12 tahun Reformasi”, sekarang kita ada dimana?. Di acara ini sebagai narasumber ditampilkan Dr. Komarudin Hidayat dan beberapa aktivis mahasiswa jaman reformasi yang sekarang sudah menjadi anggota dewan. Mereka itu Fachri Hamzah (PKS) Budiman Sudjatmiko (PDI-P), Pius (Gerindra), dan satu orang dari partai pemerintah.
Kalau dulu waktu tahun 1998 atau 1999 reformasi selalu menjadi topik pembicaraan masyarakat di berbagai level. Bahkan di Warung kopi sekalipun, abang tukang becak tak segan bicara tentang reformasi. Waktu itu seingat saya banyak sekali yang menjadi pakar politik tingkat warung kopi. Tapi bagaimana dengan sekarang??
Setelah 12 tahun reformasi berlalu ternyata banyak kosakata politik dan hukum baru yang bertambah selain reformasi dan demonstrasi. Seperti kosakata berikut;  koalisi, electoral treshold, angket-angket, pilkada, markus, dan lain sebagainya. Agaknya pengamat politik level warung kopi ini terlalu sulit mengikuti dan bosan dengan prilaku politisi. Atau memang politisi-politisi ini memang berhasil menarik tema-tema politik dan hukum ini dari ranah publik tingkat bawah ke ranah elit yang serba sulit terjangkau.
Benar saja, dari beberapa narasumber di acara TV-one tersebut meyakini bahwa pilar-pilar demokrasi (sistem politik kedaulatan rakyat) di Indonesia belum berdiri tegak. Malah terkesan ada upaya pelemahan terhadap pelembagaan demokrasi. Menurut Fachri Hamzah, banyak sekali undang-undang yang belum mengakomodasi penguatan sistem demokrasi di Indonesia. DPR punya hak pembuatan undang-undang namun tak punya instrumen “otak” untuk membuatnya. Hal ini membuat masa transisi ini menjadi sangat panjang. Budiman Sudjatmiko sendiri membenarkan pandangan Fachri dan punya telaahan sendiri. Politisi PDI-P ini mensinyalir masih adanya elemen orde baru yang sekarang terlibat secara langsung dalam demokrasi sekarang ini dan menjadi biang kerok tak menguatnya demokrasi di Indonesia.
Sementara anggota dewan daripartai pemerintah terus membela pak SBY-nya, Pius yang merupakan orang baru di Parlemen hanya bisa berkomentar kalau proses reformasi memang butuh waktu panjang. “sedang reformasi 1998 sendiri merupakan upaya sejak tahun 1973” katanya.
Apapun statement-nya.. selamat bagi Bapak-bapak politisi. Sekarang obrolan reformasi dan demokrasi tak lagi menjadi obrolan level warung kopi. Orang-orang di warung kopi sudah merasa bukan level mereka lagi berbicara tentang reformasi. Seyogyanya para politisi menyederhanakan bahasa-bahasa politik tinggi itu dan menerjemahkannya untuk masyarakat agar masyarakat dapat mengerti, dan mulai membersihkan politik dari para penjilat. Dengan begitu reformasi dan politik bias menjadi obrolan warung kopi lagi, Hehe..

Rabu, 05 Mei 2010

Gubahan Pantun Januari - April 2010

Elok dipandang si mata lentik
Saat tertawa wajahnya merona
Sebaik-baik berparas cantik
Yang istimewa wanita soleha

Bunga melati indah menawan
Seikat dengan bunga cempaka
Percuma cantik indah menawan
Tiada akhlak pesona kan sirna

Kidung sunyi sang penggembala
Setia menanti cakrawala beradu
Menawan hati indah sang kejora
Tak kuat diri nafikan rindu

Bunga melati indah menawan
dirangkai dengan bunga cempaka
Ahad pagi di Habiburrahman
Setor hafalan berlomba-lomba

Berlangganan artikel via e-mail

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner