Street smart adalah cerdas dari praktek langsung. Tak perlu menjadi paling ahli dalam suatu bidang atau mengetahui teori semua bidang agar anda sukses. Cukup dengan trik-trik jalanan sederhana seperti ATM (Amati, Tiru & Modifikasi), dan lain sebagainya, seseorang bisa mencapai sukses. Modal utama street smart adalah keberanian mencoba, optimisme, dan kemampuan analisis sederhana. Street smart mungkin lebih dekat kepada learning by doing. Tapi ini bukan sekedar learning karena banyak hal yang dipertaruhkan disini.
Purdi E. Chandra yang pertama kali mengibarkan hal ini di Indonesia melalui sekolah bisnisnya Entrepreneur University. Dengan tagline “cara gila jadi pengusaha” Entrepreneur University (EU) terbilang sukses membentuk pengusaha-pengusaha baru yang street smart. Mengambil jalan street smart memang akan terlihat seperti orang gila. Mereka memiliki keberanian menghadapi tantangan yang luar biasa dibandingkan dengan orang pada umumnya. Justru disinilah menariknya. Purdi E. Chandra berhasil membuktikannya. Dengan pola street smart, semakin banyak pengusaha muda sukses baru dari kalangan EU, padahal mereka tak memiliki pendidikan tinggi ataupun keahlian khusus di bidangnya. Lalu mereka yang sudah sukses ini berbagi pengalamannya kepada anggota-anggota baru.
Menurut Purdi, kendala orang sulit menjadi pengusaha adalah karena terlalu banyak diajarkan menggunakan otak kiri (academic smart )di sekolah/kampus. Menurutnya mereka yang academic smart, terlalu terbiasa untuk tidak boleh salah, padahal dalam kehidupan nyata semakin banyak kesalahan dapat menjadi pengalalman yang berharga untuk pelajaran hidup. Di sekolah kita terbiasa diajarkan bagaimana menghitung angka-angka dan menghafal pelajaran, bukannya belajar praktek berkomunikasi, kerjasama tim dan kepemimpinan yang baik. Di sekolah, mencontek adalah hal yang diharamkan. Dalam street smart mencontek malah dianjurkan. Kita tentunya mengenal istilah ATM (Amati, Tiru & Modifikasi).
Sehingga ada yang berpendapat bahwa sistem pendidikan kita di sekolah selama ini sebetulnya ‘memiskinkan kecerdasan entrepreneur’ kita sendiri.
Street smart menuntut kita belajar dari kesuksesan dan kegagalan orang lain maupun kita sendiri yang kita temui semasa berpraktek. Hal yang dilihat sukses dapat ditiru dan dikembangkan sedang yang berbuah kegagalan dapat menjadi peringatan untuk tidak diikuti. Tidak perlu repot-repot merintis jalan baru, konsep baru atau produk baru dalam bisnis yang belum tentu keberhasilannya, toh sudah banyak orang yang telah merentasnya, kita cukup memperhatikan dan meniru serta mengembangkan yang telah berhasil dan menjauhi yang telah gagal. Dengan segera mempraktekkannya, pengalaman kita akan terbentuk, kemudian perlahan konsep, metode dan hal-hal lainnya dapat kita pahami dengan sendirinya. Salah satu contoh yang sukses dengan metode ini di bidang internet adalah GM. Susanto.
Semakin kesini pola street smart ini semakin banyak digunakan orang di berbagai bidang. Ada internet marketing street smart, dll. Determinasi otak kanan dan kekuatan mental sangat dominan berpengaruh bagi praktisi Street smart. Kalimat sederhananya street smart adalah cerdas dengan praktek. Kalau di sekolah/kampus, kita hanya akan mendapat cerdas akademik saja (academic smart)
Soo.. kalau begitu jangan sekolah tinggi-tinggi kalau mau sukses ..!! lho..
Minggu, 04 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar