(Tulisan ini republish dari catatan facebook tertanggal 19 Agustus 2009)
Kisah ini merupakan pengalaman pribadi saya yang cukup unik dan mudah-mudahan dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja yang membacanya.
Cerita ini bermula kira-kira satu bulan yang lalu waktu saya kecelakaan, tabrakan dengan mobil di jalan raya. Lecet sedikit di dengkul, pergelangan tangan terkilir dan celana yang saya pakai sobek di bagian dengkul, padahal itu celana kesukaan saya. Mungkin memang saya ngebut kurang konsentrasi atau ini mungkin ujian dari Allah. Sepertinya hal itu cuma kejadian biasa saja, tapi ceritanya justru jadi unik setelah 3 pekan
kemudian, waktu murobbi (MB) saya sedang memeriksa luka lecet di dengkulnya trus ngasi tahu obat yang bagus untuk ngobatin luka lecet kepada saya, berikut dimana bisa membelinya Melihat luka tersebut didalam hati pun saya bergumam; "mirip dengkul saya 2 minggu yang lalu tuh dengkul MB, tapi dengkul saya udah sembuh duluan". Malam itu pun berlalu seperti biasa adanya.
Kemudian beberapa hari setelahnya, beliau bercerita kembali kepada saya kalau sekira 2 pekan yang lalu beliau jatuh dari motor karena jalan licin berpasir. Akibat jatuh tadi, celana beliau sobek, padahal itu celana kesukaan beliau. Didalam hati saya bergumam lagi; "Hah... kok bisa mirip begitu dengan kejadian saya? Jatuh dari motor, luka di dengkul, celana kesukaan sobek, dan waktunya juga hanya selisih beberapa hari". Kemudian beliau juga cerita lagi kalau pekan lalu nggak bisa ngisi ngaji pekanan karena sakit demam, saking beratnya, hingga beliau nggak masuk kerja 2 hari. Seketika itu juga saya pun teringat bahwa malam yang sama, saya minta izin ke beliau nggak bisa hadir ngaji karena sakit demam trus keesokan harinya saya izin nggak masuk kerja juga selama 2 hari. Loh.. loh.. loh.. padahal kita nggak janjian tapi kejadiannya hamir sama; Sakit demam, nggak bisa hadir ngaji pekanan, nggak masuk kerja 2 hari, kali ini waktunya pada hari yang sama pula...!!!
Belum habis keunikannya sampai disitu. Beberapa hari yang lalu saya sedang ngobrol dengan MB di markaz. Lagi asik ngobrol kami bertemu dengan seorang teman yang sambil keheranan berkata; "lho.. katanya antum (menunjuk ke saya) kecelakaan, antum (menunjuk ke MB) jatuh dari motor ya..?"
Saya senyum-senyum aja, MB menjawab "Iya.. Ana masih sakit disini nih akh..(sambil mengangkat tangannya ke atas dan menunjuk pangkal lengannya) Ana nggak bisa begini tinggi-tinggi masih sakit"
Mendengar itu, saya langsung nimbrung "Saya di pergelangan tangan pak, masih sakit kalau ngangkat yang berat-berat". Loh... dalam hati saya bergumam lagi "berarti kejadian yang miripnya makin bertambah banyak dong.. Jatuh dari motor, luka di dengkul, celana kesukaan sobek, sakit demam, nggak bisa hadir ngaji pekanan, nggak masuk kerja 2 hari, terakhir sakit persendian bekas jatuh dari motor masih kerasa sampai sekarang..!!!. kok.. kejadiannya hampir sama sih... ? dalam waktu yang tidak terpaut jauh...?
Hanya Alloh yang tahu rencanNya... makhluk hanya menjalankan rencana Allah..
Mengingat kejadian diatas, saya jadi teringat kejadian beberapa bulan yang lalu saat ngaji pekanan grup binaan saya. Ketika salah seorang mutarobbi saya yang sudah beberapa kali nggak hadir ngaji pekanan janji malam ini akan hadir. " Janji kang.. Insya Allah saya hadir" bunyi SMS-nya. Namun hingga pengajian selesai dia nggak muncul-muncul juga. Sewaktu ditelepon, ternyata mutarobbi saya tadi masih di kampus. Saya pun tidak terlalu ambil pusing karena dia memang sedang ngerjain tugas akhir.
Nah.. uniknya di pekan selanjutnya dia datang paling awal ngaji pekanan, trus cerita ke saya;
"A' sabtu kemarin saya jalan dari katapang ke Bumi Asri (mekarrahayu), ban bocor jam 3 pagi. Nggak ada tukang tambal ban yang buka. Nyampe rumah jam 4 pagi"
"Loh.. emang dari mana jam segitu?"
"Nganter teman pulang dari kampus ke rumahnya di Soreang. Pulang nganterin, ban saya bocor. Saya di'iqob karena nggak ikut ngaji pekanan, padahal udah janji"
"masa sih.. jadi bagaimana?"
"mulai sekarang saya serius A', ngusahain rajin ngaji"
Mendengar ceritanya saya hanya senyum-senyum saja.. sambil ngebayangin, jalan nuntun motor kira-kira 5 Km. jam 3 pagi... hihi...
Mungkin begitulah cara Allah mendidik hambanya. Melalui kejadian-kejadian yang dialaminya dalam hidup.
Tinggal apakah kita dapat mengambil hikmahnya..?
Untuk mutarobbi saya, dia sudah bisa mengambil pelajaran; "Agar serius terhadap kehadiran di ngaji pekanan".
Tapi saya belum tahu nih.. pelajaran apa yang diberikan Allah tentang kejadian saya..
Yang pasti saya akan berusaha selalu mendoakan kebaikan bagi Murobbi (MB) dan Mutarobbi saya... Semoga kebersamaan ini sampai ke tempat yang di dalamnya tidak pernah dililhat oleh mata dan dirasakan oleh panca indra. Amin..
Balada Murobbi-mutarobbi, mungkin banyak juga yang punya pengalaman seperti saya..
Selasa, 06 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar