Inilah salah satu alternatif amal untuk Saling Peduli dan Berbagi yang indah, mudah, menguntungkan kita dunia akhirat, plus dapat bonus makanan, minuman dan obat. Yaitu dengan menjadi Pendonor Darah Sukarela
Nih dia.. manfaat dan keuntungan yang kita dapat (disarikan dari berbagai sumber);
1 . Donor Darah Rutin Menyehatkan Jantung
Beberapa motif yang biasanya melatari orang mendonorkan darahnya antara lain misi sosial atau menolong keluarga. Dari motif-motif tersebut, pendonor terbaik adalah
mereka yang menyumbangkan darahnya secara rutin dan berkesinambungan secara sukarela yaitu sekali dalam tiga bulan.
Keuntungan lain mendonorkan darah, jika dilakukan dengan rutin, antara lain membuat jantung bekerja lebih baik, karena darah yang dipompa adalah darah yang bersih. "Untuk kesehatan jantung memang efek yang ditimbulkan tidak langsung namun bertahap. Karena jika darah yang mengalir pada tubuh adalah darah yang sehat, jantung juga akan sehat secara otomatis," kata Kepala Unit Transfusi Darah Daerah Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta Dr Ismet Sanusi.
2. Cek Kesehatan Rutin Secara Gratis
Manfaat lain yang dipetik oleh pendonor sukarela ialah mengetahui bahwa dirinya sehat. "Orang-orang yang darahnya bisa digunakan adalah mereka yang benar-benar sehat," terang Ismet.
Dia menuturkan, setiap kali menerima darah dari para pendonor, maka PMI melakukan proses pengolahan darah yang terdiri atas screening atau pemeriksaan darah dan konfirmasi golongan darah. Kemudian dilakukan uji saring darah yang berfungsi mengetahui kesehatan darah, apakah terbebas dari hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS, dan sifilis.
Setelah proses uji saring selesai, dilakukan uji cocok serasi yaitu percobaan percampuran darah donor dengan darah pasien (cross matching).
"Darah di PMI dapat dijamin kesehatannya karena telah mengalami beberapa proses uji penyaringan. Pemeriksaan uji saring terhadap infeksi yang menular lewat transfusi darah dilakukan setelah darah diambil dari donor. Sehingga saat ditransfusikan, darah tersebut sudah bebas dari penyakit," katanya.
Bagi para pendonor yang darahnya tidak sehat, misalnya tercemar sifilis, hepatitis A atau hepatitis C, maka PMI akan mengirimkan sebuah surat yang menerangkan hasil penyaringan yang reaktif pada darah pendonor.
"Pendonor kita sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, setelah surat keterangan sehat dari dokter keluar, baru pendonor tadi akan dipertimbangkan dengan syarat tertentu apakah boleh mendonorkan darah kembali," tambah Ismet.
Reaksi yang muncul ketika pendonor mendapatkan surat, sangat beragam, seperti berterima kasih karena bisa mengetahui deteksi dini penyakit yang terdapat pada tubuh, hingga ada pula pendonor yang marah-marah karena merasa divonis.
"Itulah bedanya Indonesia dengan Jepang. DiJepang, orang mendonorkan darah dengan sukarela karena ingin mengetahui kesehatan, mereka jadi sebagai sarana checkup
Sayangnya, lanjut Ismet, kesadaran seperti itu tidak ditemukan di Indonesia. Umumnya, donor darah di Indonesia adalah donor darah sukarela tanpa pamrih sehingga mereka tidak termotivasi hanya karena ingin mengetahui status kesehatannya.
Manfaat melakukan donor darah dirasakan oleh Kabid Administrasi PLH Humas PMI DKI Jakarta Drs Harry Harsono. Dia mulai mendonorkan darah sejak 1976 hingga sekarang. "Setiap kali habis mendonorkan darah, badan terasa lebih segar," kata Harry yang tercatat telah 108 kali mendonorkan darah. kesehatan," ungkap Ismet lagi.
sumber : http://lifestyle.okezone.c om
3. Donor Darah Sukarela merupakan amal mulia yang dicatat sebagai amal baik
Secara prinsip, Donor Darah merupakan amal mulia yang dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Di antara kasus wabah demam berdarah yang melanda, diberitakan bahwa seorang ibu mengantri beberapa hari di kantor PMI demi sekantong darah bagi anak balitanya yang terjangkit demam berdarah akut dan harus menjalani transfusi darah. Kebetulan golongan darah yang diinginkan sedang kosong. Pada hari ketiga saat sekantong darah yang diinginkan telah diperoleh, sang ibu harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya telah terlebih dahulu berpulang. Kemudian disaat yang lain, seorang ibu yang tengah berjuang untuk melahirkan anaknya, mengalami pendarahan yang hebat. Ketika transfusi darah dibutuhkan, persediaan darah sedang kosong dan terlambat diberikan. Pada akhirnya sang bayi mungil yang lahir dengan selamat harus pula menghadapi kenyataan, dibesarkan tanpa kasih sayang sang ibu kandungnya.
Tragedi kemanusiaan beruntun berupa bencana di Alor, Nabire dan yang terdahsyat berupa gempa dan gelombang tsunami di Aceh, gempa yang diikuti tsunami Bantul DIY, air bah Situ Gintung, ratusan bahkan ribuan peristiwa semacam itu hampir tiap hari terjadi. Kecelakaan, perang, bencana dan tragedi kemanusiaan lainnya hampir pasti membutuhkan bantuan dan ketersediaan darah yang memadai. Peristiwa-peristiwa semacam itu semestinya menggugah perasaan dan semangat solidaritas kemanusiaan. Sayangnya, informasi tentang manfaat donor darah bagi kemanusiaan dan kesehatan selama ini kurang terkomunikasikan dengan baik. Kita semua memahami betapa berharganya setetes darah bagi pasien yang membutuhkannya. Dari sisi kesehatan banyak manfaat yang diperoleh seseorang dengan melakukan donor darah. Di samping kontrol kesehatan melalui pemeriksaan darah secara gratis, donor darah yang teratur dapat meringankan kerja jantung dan terjaganya vitalitas karena lancarnya sirkulasi dan regenerasi darah yang berkesinambungan. Dari sisi nilai ibadah, donor darah merupakan kebajikan yang sangat mulia di mata agama. Sesuai ajaran Islam, donor darah termasuk implementasi perintah Allah untuk saling menolong sesama sebagaimana firman-Nya: ”Wa ta’awanuu ’alal birri wat taqwa wala ta’awanu ’ala itsmi wal ’udwan” Artinya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah:2)
Lebih dari itu, kemuliaan donor darah menjadi bagian penting dari kemuliaan akhlaq karena mampu menyelamatkan, atau setidaknya memperpanjang kehidupan yang Allah ciptakan sebagaimana firman-Nya:”Wa man ahyaha fa kannama ahyan naasa jami’an” Artinya : ”Dan barangsiapa yang memelihara dan menyelamatkan kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-Maidah: 32).
Dengan demikian para donor yang melangkah atas dasar ketulusan dan keikhlasan digolongkan Allah dalam hamba-hamba-Nya yang terpuji karena berkorban untuk mendahulukan kepentingan orang lain dari pada diri sendiri sebagaimana firman-Nya: ”Wa yu’tsiruna ’ala anfusihim walau kaana bihim khashashah” Artinya: ”Dan mereka mengutamakan kepentingan orang lain atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kondisi membutuhkan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr:9)
Harus disadari bahwa kadangkala tak semua dari kita mampu memberikan harta yang dipunyai. Namun Tuhan tidak pernah menutup niat hambanya untuk beramal. Ada peluang yang diberikanNya, yaitu harta yang ada di tubuh kita sendiri yaitu darah. Disadari bahwa hal itu akan membawa banyak manfaat bagi manusia lain. Untuk itu, amalan kita melalui donor darah tidak perlu menunggu datangnya kemakmuran atau kekayaan. Alangkah terasa, syukur nikmat tanpa mengeluarkan sedikit pun harta materi, namun menolong mereka yang penuh harap. Tanpa kita sadari butiran darah yang disumbangkan ternyata dapat menyelamatkan nyawa seorang ibu, seorang anak, seorang teman atau siapa pun tanpa memandang ras suku agama dan berbagai perbedaan lainnya. Menyelamatkan nyawa bukan berarti hanya sekadar nyawa, tetapi kehidupan yang panjang bagi manusia. Menyelamatkan seorang ibu, berarti menyelamatkan keluarga, memberikan jalan kebahagiaan bagi mereka, dan harapan untuk bangsa.
Sabda Nabi Muhammad SAW : “Khairunnas anfa’uhum linnas” yang artinya : sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain (H.R. Bukhari). Semoga dengan amalan donor darah ini kita termasuk golongan orang-orang yang terpuji di mata agama karena setidaknya telah mampu bermanfaat bagi kehidupan sesama.
Lebih lengkap mengenai dasar syar'inya dapat dilihat di link ini;
http://www.dakwatuna.com/2 009/donor-dan-transfusi-da rah-serta-hukum-bisnis-sto k-darah/
Nih dia.. manfaat dan keuntungan yang kita dapat (disarikan dari berbagai sumber);
1 . Donor Darah Rutin Menyehatkan Jantung
Beberapa motif yang biasanya melatari orang mendonorkan darahnya antara lain misi sosial atau menolong keluarga. Dari motif-motif tersebut, pendonor terbaik adalah
mereka yang menyumbangkan darahnya secara rutin dan berkesinambungan secara sukarela yaitu sekali dalam tiga bulan.
Keuntungan lain mendonorkan darah, jika dilakukan dengan rutin, antara lain membuat jantung bekerja lebih baik, karena darah yang dipompa adalah darah yang bersih. "Untuk kesehatan jantung memang efek yang ditimbulkan tidak langsung namun bertahap. Karena jika darah yang mengalir pada tubuh adalah darah yang sehat, jantung juga akan sehat secara otomatis," kata Kepala Unit Transfusi Darah Daerah Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta Dr Ismet Sanusi.
2. Cek Kesehatan Rutin Secara Gratis
Manfaat lain yang dipetik oleh pendonor sukarela ialah mengetahui bahwa dirinya sehat. "Orang-orang yang darahnya bisa digunakan adalah mereka yang benar-benar sehat," terang Ismet.
Dia menuturkan, setiap kali menerima darah dari para pendonor, maka PMI melakukan proses pengolahan darah yang terdiri atas screening atau pemeriksaan darah dan konfirmasi golongan darah. Kemudian dilakukan uji saring darah yang berfungsi mengetahui kesehatan darah, apakah terbebas dari hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS, dan sifilis.
Setelah proses uji saring selesai, dilakukan uji cocok serasi yaitu percobaan percampuran darah donor dengan darah pasien (cross matching).
"Darah di PMI dapat dijamin kesehatannya karena telah mengalami beberapa proses uji penyaringan. Pemeriksaan uji saring terhadap infeksi yang menular lewat transfusi darah dilakukan setelah darah diambil dari donor. Sehingga saat ditransfusikan, darah tersebut sudah bebas dari penyakit," katanya.
Bagi para pendonor yang darahnya tidak sehat, misalnya tercemar sifilis, hepatitis A atau hepatitis C, maka PMI akan mengirimkan sebuah surat yang menerangkan hasil penyaringan yang reaktif pada darah pendonor.
"Pendonor kita sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, setelah surat keterangan sehat dari dokter keluar, baru pendonor tadi akan dipertimbangkan dengan syarat tertentu apakah boleh mendonorkan darah kembali," tambah Ismet.
Reaksi yang muncul ketika pendonor mendapatkan surat, sangat beragam, seperti berterima kasih karena bisa mengetahui deteksi dini penyakit yang terdapat pada tubuh, hingga ada pula pendonor yang marah-marah karena merasa divonis.
"Itulah bedanya Indonesia dengan Jepang. DiJepang, orang mendonorkan darah dengan sukarela karena ingin mengetahui kesehatan, mereka jadi sebagai sarana checkup
Sayangnya, lanjut Ismet, kesadaran seperti itu tidak ditemukan di Indonesia. Umumnya, donor darah di Indonesia adalah donor darah sukarela tanpa pamrih sehingga mereka tidak termotivasi hanya karena ingin mengetahui status kesehatannya.
Manfaat melakukan donor darah dirasakan oleh Kabid Administrasi PLH Humas PMI DKI Jakarta Drs Harry Harsono. Dia mulai mendonorkan darah sejak 1976 hingga sekarang. "Setiap kali habis mendonorkan darah, badan terasa lebih segar," kata Harry yang tercatat telah 108 kali mendonorkan darah. kesehatan," ungkap Ismet lagi.
sumber : http://lifestyle.okezone.c
3. Donor Darah Sukarela merupakan amal mulia yang dicatat sebagai amal baik
Secara prinsip, Donor Darah merupakan amal mulia yang dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Di antara kasus wabah demam berdarah yang melanda, diberitakan bahwa seorang ibu mengantri beberapa hari di kantor PMI demi sekantong darah bagi anak balitanya yang terjangkit demam berdarah akut dan harus menjalani transfusi darah. Kebetulan golongan darah yang diinginkan sedang kosong. Pada hari ketiga saat sekantong darah yang diinginkan telah diperoleh, sang ibu harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya telah terlebih dahulu berpulang. Kemudian disaat yang lain, seorang ibu yang tengah berjuang untuk melahirkan anaknya, mengalami pendarahan yang hebat. Ketika transfusi darah dibutuhkan, persediaan darah sedang kosong dan terlambat diberikan. Pada akhirnya sang bayi mungil yang lahir dengan selamat harus pula menghadapi kenyataan, dibesarkan tanpa kasih sayang sang ibu kandungnya.
Tragedi kemanusiaan beruntun berupa bencana di Alor, Nabire dan yang terdahsyat berupa gempa dan gelombang tsunami di Aceh, gempa yang diikuti tsunami Bantul DIY, air bah Situ Gintung, ratusan bahkan ribuan peristiwa semacam itu hampir tiap hari terjadi. Kecelakaan, perang, bencana dan tragedi kemanusiaan lainnya hampir pasti membutuhkan bantuan dan ketersediaan darah yang memadai. Peristiwa-peristiwa semacam itu semestinya menggugah perasaan dan semangat solidaritas kemanusiaan. Sayangnya, informasi tentang manfaat donor darah bagi kemanusiaan dan kesehatan selama ini kurang terkomunikasikan dengan baik. Kita semua memahami betapa berharganya setetes darah bagi pasien yang membutuhkannya. Dari sisi kesehatan banyak manfaat yang diperoleh seseorang dengan melakukan donor darah. Di samping kontrol kesehatan melalui pemeriksaan darah secara gratis, donor darah yang teratur dapat meringankan kerja jantung dan terjaganya vitalitas karena lancarnya sirkulasi dan regenerasi darah yang berkesinambungan. Dari sisi nilai ibadah, donor darah merupakan kebajikan yang sangat mulia di mata agama. Sesuai ajaran Islam, donor darah termasuk implementasi perintah Allah untuk saling menolong sesama sebagaimana firman-Nya: ”Wa ta’awanuu ’alal birri wat taqwa wala ta’awanu ’ala itsmi wal ’udwan” Artinya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah:2)
Lebih dari itu, kemuliaan donor darah menjadi bagian penting dari kemuliaan akhlaq karena mampu menyelamatkan, atau setidaknya memperpanjang kehidupan yang Allah ciptakan sebagaimana firman-Nya:”Wa man ahyaha fa kannama ahyan naasa jami’an” Artinya : ”Dan barangsiapa yang memelihara dan menyelamatkan kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-Maidah: 32).
Dengan demikian para donor yang melangkah atas dasar ketulusan dan keikhlasan digolongkan Allah dalam hamba-hamba-Nya yang terpuji karena berkorban untuk mendahulukan kepentingan orang lain dari pada diri sendiri sebagaimana firman-Nya: ”Wa yu’tsiruna ’ala anfusihim walau kaana bihim khashashah” Artinya: ”Dan mereka mengutamakan kepentingan orang lain atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kondisi membutuhkan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr:9)
Harus disadari bahwa kadangkala tak semua dari kita mampu memberikan harta yang dipunyai. Namun Tuhan tidak pernah menutup niat hambanya untuk beramal. Ada peluang yang diberikanNya, yaitu harta yang ada di tubuh kita sendiri yaitu darah. Disadari bahwa hal itu akan membawa banyak manfaat bagi manusia lain. Untuk itu, amalan kita melalui donor darah tidak perlu menunggu datangnya kemakmuran atau kekayaan. Alangkah terasa, syukur nikmat tanpa mengeluarkan sedikit pun harta materi, namun menolong mereka yang penuh harap. Tanpa kita sadari butiran darah yang disumbangkan ternyata dapat menyelamatkan nyawa seorang ibu, seorang anak, seorang teman atau siapa pun tanpa memandang ras suku agama dan berbagai perbedaan lainnya. Menyelamatkan nyawa bukan berarti hanya sekadar nyawa, tetapi kehidupan yang panjang bagi manusia. Menyelamatkan seorang ibu, berarti menyelamatkan keluarga, memberikan jalan kebahagiaan bagi mereka, dan harapan untuk bangsa.
Sabda Nabi Muhammad SAW : “Khairunnas anfa’uhum linnas” yang artinya : sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain (H.R. Bukhari). Semoga dengan amalan donor darah ini kita termasuk golongan orang-orang yang terpuji di mata agama karena setidaknya telah mampu bermanfaat bagi kehidupan sesama.
Lebih lengkap mengenai dasar syar'inya dapat dilihat di link ini;
http://www.dakwatuna.com/2
0 komentar:
Posting Komentar